PLASMOLISIS
Peristiwa plasmolisis berkaitan
langsung dengan prinsip osmosis. Dalam percobaan plasmolisis ini
digunakan daun Rhoe discolor untuk diamati terjadinya
plasmolisis. Bagian daun yang digunakan yaitu bagian permukaan bawah
daun yang mempunyai pigmen warna ungu (anthocianin). Salah satu alasan
menggunakan Rhoe discolor dalam percobaan plasmolisis
ini adalah bahwa sel-sel epidermis pada permukaan bawah daun Rhoe
discolor berwarna ungu, sehingga akan terlihat jelas jika sel-sel
tersebut mengalami plasmolisis. Pada percobaan ini digunakan larutan
sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda-beda untuk membandingkan efeknya
terhadap banyak sedikitnya sel yang terplasmolisis dan sel yang tidak
terplasmolisis. Konsentrasi sukrosa tersebut merupakan ukuran kepekatan
larutan, sehingga semakin besar konsentrasi maka akan semakin
hipertonis.
Pada
percobaan ini digunakan 4 perlakuan yaitu dengan konsentrasi larutan
sukrosa yang berbeda antara lain 0,14 M; 0,18 M;
0,22 M; dan 0,26 M. hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui hubungan
konsentrasi larutan dengan tingkat suatu plasmolisis sel. Dari percobaan
yang telah dilakukan idapatkan bahwa sel epidermis permukaan bawah daun
Rhoe discolor berwarna ungu bila dilihat di bawah
mikroskop. Setelah sel tersebut diberi larutan sukrosa dengan
konsentrasi 0,14 M; 0,18 M; 0,22 M; dan 0,26 M maka didapatkan setelah
sekitar 2 menit terjadi perubahan warna ungu pada sel menjadi berwarna
putih bahkan hampir transparan. Perubahan ini menunjukkan bahwa sel
tersebut mengalami plasmolisis.
Pada pemberian larutan sukrosa 0,14 M
didapatkan jumlah sel yang terplasmolisis ada 9 sel dari jumlah awal sel
sebanyak 29 sel. Sehingga persentase sel yang terplasmolis adalah
sebanyak 31,0%.
Pada pemberian larutan sukrosa 0,18 M, banyak sel yang terplasmolisis 28 buah sel dari 65 buah sel
seluruhnya dengan persentase sebanyak 43,1%. Untuk pemberian larutan sukrosa dengan
konsentrasi 0,22 M sel yag terplasmolisis sebayak 7 dari keseluruhan jumlah 37 buah
sel, dengan persentase sebanyak 18,9%. Pada pemberian larutan sukrosa sebanyak 0,26
M, sel yang terplasmolisis sebanyak 49 buah dari 84 sel keseluruhan sedangkan untuk
persentasenya sebesar 59,0%.
Pada percobaan ini tidak dapat dibandingkan antara
tingkat konsentrasi suatu larutan yang berada di lingkungan sel dengan
banyaknya sel yang terplasmolisis, karena jumlah sel awal dari
masing-masing preparat tidak sama. Oleh karena itu tidak dapat dijadikan
variabel bebas dalam percobaan. Hasil dari pemberian larutan sukrosa
dengan berbagai konsentrasi 0,14 M; 0,18 M; 0,22 M; dan 0,26 M
perbandingan sel yang terplasmolisis berturut-turut adalah 31 %; 43,1 %;
18,9 % dan 59 %. Dari hasil tersebut terlihat pertambahan persentase
jumlah sel yang terplasmolisis oleh peningkatan pemberian larutan
sukrosa. Namun, pada data ketiga yaitu dengan pemberian larutan sukrosa
0,22 M mengalami penurunan jumlah sel yang terplasmolisis. Hasil ini
tidak sesuai bila dikaitkan dengan literatur bahwa, semakin tinggi
konsentrasi larutan akan menghasilkan sel yang semakin banyak
terplasmolisis.
Sel terplasmolisis dapat dilihat
dengan adanya pemudaran warna ungu sel Rhoe discolor yang
awalnya memenuhi sel tersebut. Warna ungu tersebut lama-kelamaan
semakin hilang dari sel mulai dari tepi sel hingga ke bagian tengah sel.
Hal itu merupakan peristiwa plasmolisis sel yang disebabkan sel
kehilangan cairan karena berosmosis ke luar lingkungannya.
Peristiwa
plasmolisis juga ada kaitannya dengan peristiwa osmosis, karena air
yang keluar dari dalam sel keluar ke lingkungan dengan prinsip kerja
plasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa yang ada di
lingkungan sel, maka lingkungan tersebut semakin hipertonik, sehingga
osmosis akan meningkat. Dengan kata lain, potensial osmosis pada keadaan
ini semakin tinggi.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
- Peristiwa plasmolisis merupakan peristiwa terlepasnya membran plasma dari dinding sel karena sel kehilangan air, disebabkan adanya osmosis karena sel berada di lingkungan yang hipertonik.
- Gejala plasmolisis dapat ditemukan pada sel epidermis bawah daun Rhoe discolor yang ditunjukkan dengan pudarnya/hilangnya warna ungu pada sel.
- Faktor penyebab plasmolisis di antaranya adalah ditempatkannya sel di lingkungan hipertonik, yaitu pada konsentrasi zat terlarut terlalu tinggi (larutan sukrosa) sehingga potensial osmosis juga semakin tinggi.
- Hubungan plasmolisis dengan status potensial osmotik antara cairan sel dengan larutan di lingkungannya adalah bahwa sel yang ditempatkan pada larutan hipertonik akan mengakibatkan cairan yang berada di dalam sel keluar secara osmosis, sehingga potensial osmosis semakin besar dan akhirnya semakin banyak sel yang terplasmolisis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar